Konsorsium AMPERA, yang melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Palembang, mengambil langkah strategis untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa melalui inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam mendukung program pemerintah sekaligus mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas).
Dalam kegiatan bertajuk “Counseling Goes to Campus”, ribuan mahasiswa dari Universitas Sriwijaya (UNSRI), Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Universitas Bina Darma (UBD), Universitas PGRI Palembang (UPGRI), Universitas Multidata Palembang (UMDP), dan Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC) mendapatkan akses layanan konseling gratis, workshop kesehatan mental, serta inovasi teknologi berupa penggunaan AI sebagai Psychological First Aid (PFA).
AI untuk Solusi Kesehatan Mental Mahasiswa
Pemanfaatan AI menjadi salah satu terobosan utama dalam program ini. Mahasiswa dapat menggunakan platform online berbasis AI untuk melakukan penilaian awal terhadap kondisi kesehatan mental mereka. Hasil penilaian ini membantu konselor merancang intervensi yang lebih personal dan efektif, sekaligus menjadi pengantar bagi mahasiswa yang membutuhkan rujukan ke tenaga profesional.
nurut Ketua Tim KATALIS Konsorsium AMPERA, Dr. dr. Rizma Adlia Syakurah, MARS (UNSRI), kegiatan ini menjadi langkah awal menciptakan lingkungan kampus yang lebih peduli terhadap kesehatan mental. “Melalui kolaborasi ini, kami berupaya menghadirkan solusi nyata atas tantangan kesehatan mental mahasiswa. Kombinasi teknologi AI dan keahlian konselor menciptakan sinergi luar biasa untuk mendukung mahasiswa tumbuh secara optimal,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh anggota tim konsorsium, seperti Hal senada dikatakan juga oleh Prof. Dr. Deris Stiawan, Ph.D. (UNSRI), Prof Dr. Edi Surya Negara (UBD), Dr. Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc (UMP),dr. Ahmad Ghifari, M.Kes (UMP), Dedi Hermanto, MT (UMDP), M. Fahmi, SE, MSi (UMP) , Dr. Hastari Mayrita, M.Pd (UBD), Mohamad Farozi,M.Kom (UBD), Desy Arisandy, S.Psi., M.si., Psikolog (UBD) dan Leo FauziLeo Fauzi, M.Ikom(UBD) “Mereka menekankan pentingnya kesehatan mental akademik dalam menjaga kinerja mahasiswa, mencegah gangguan psikologis, dan meningkatkan ketangguhan menghadapi tantangan akademik”.
Dampak Positif untuk Mahasiswa
Program Counseling Goes to Campus, yang telah berlangsung sejak September hingga Desember 2024, berhasil menjangkau ribuan mahasiswa. Selain memperkenalkan layanan konseling modern, program ini memberikan dampak nyata, seperti:
Rangkaian kegiatan ini juga menjadi bagian dari skema dari kementrian Pendidikan dengan judul tema :
Rencana Pengembangan Konsorsium AMPERA
Melihat kesuksesan ini, Konsorsium AMPERA merencanakan pengembangan program ke skala nasional. Di masa depan, konsorsium ini akan memperluas jangkauan ke perguruan tinggi lain di Indonesia dan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, LSM, dan industri teknologi.
Konsorsium juga berencana mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih untuk layanan konseling. Langkah ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem kesehatan mental yang lebih baik, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Kolaborasi ini menjadi momentum penting untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat secara mental. Kami mengundang lebih banyak pihak untuk terlibat dalam inisiatif ini demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah.
Kegiatan ini tidak hanya memperlihatkan betapa pentingnya peran teknologi dalam kesehatan mental, tetapi juga menegaskan komitmen perguruan tinggi untuk mendukung program pemerintah. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Konsorsium AMPERA membuka jalan menuju kampus yang lebih inklusif, mendukung mahasiswa dalam menghadapi tantangan kehidupan akademik dan personal.